Prodi

Puasa Ramadhan Melatih Kesabaran Jiwa

Oleh : Drs. H. Masdi, M.Ag

Berangkat dari firman Allah  dalam Surat Al Baqarah ayat 183, bahwa puasa ramadhan hukumnya adalah  wajib bagi setiap orang mukmin baik laki-laki maupun perempuan yang sudah baligh alias bila dia mau mengerjakan maka dia mendapatkan pahala dan bila  tidak mau menjalankan, maka dia mendapatkan dosa. Namun demikian perintah Allah untuk melaksanakan ibadah puasa tersebut, tenyata di lapangan ditemui  banyak orang-orang misalnya di pasar-pasar atau di tepi-tepi jalan raya, di warung-warung yang bila ditanya mereka mangatakan sebagai orang  Islam  tetapi di siang-siang hari bulan puasa, mereka  tidak berpuasa  dengan alasan tidak kuat berpuasa. Terlebih lagi bagi mereka yang bekerja berat seperti tukang becak atau bekerja sebagai penarik becak, bekeja sebagai tukang batu, atau sebagai  pekerja pencangkul di ladang dan lain-lain, maka mereka rata-rata tidak kuat menjalankan ibadah puasa ramadhan. 

Melihat fenomena seperti di  atas   ada baiknya kita simak pernyataan imam al Ghazali dalam kitab  Al Munqizu minad  Dlalal  halaman 108, bahwa terdapat di dalam diri  manusia  terdapat empat macam nafsu, yaitu nafsu  seperti binatang terenak yang merasa bahagia bila telah dapat memenuhi kebutuhan makan, minum, tidur, dan nikah; kedua nasfu seperti sifat binatang buas yang merasa bahagia bila telah dapat merusak orang lain; ketiga nafsu  saithan yang merasa bahagia bila telah dapat menipu orang lain dan melakukan kejelekan; dan keempat nafsu seperti sifat malaikat yang merasa bahagia bila telah  dapat musyahadah ke hadirat Tuhan. Dari  keempat sifat nafsu  tersebut  di atas, ternyata  yang  tiga sifat  mengajak diri manusia untuk mengajaknya menjalankan   kejelekan dan maksiat kepada Tuhan sedang yang satu  yaitu nafsu yang seperti malaikat, yaitu yang mengajak manusia untuk mematuhi perintah Tuhan.

Oleh karena itu alangkah baiknya  setiap orang sadar dan mau melakukan latihan-latihan untuk mematuhi  perintah Allah   seperti  perintah ibadah puasa ramadhan ini,  anak-anak orang mukmin dilatih  sejak dini   sebelum mereka melangkah  waktu dewasa,   misalnya   anak-anak  hendaknya dilatih oleh orang-orang  tua mereka  supaya  mau memulai menunaikan ibadah puasa bedhuk artinya puasa sampai waktu dhuhur lalu berbuka, atau puasa  sampai  waktu  ashar, niscaya   lama-lama  anak-anak tersebut  di waktu balighnya  telah terbiasa   menunaikan ibadah puasa ramadhan dengan sempurna, yaitu mampu menunaikan ibadah puasa sesuai ketentuan  syari`at agama  yaitu  mampu menunaikan ibadah puasa ramadhan mulai dari fajar shiddiq sampai terbenamnya matahari. Sekarang tinggal  menghitung  berapa kali seseorang melatih  anak-anak menjadi  Anak-anak yang terampil dan telah memiliki sifat karakter? Menurut   Ary Ginanjar Agustian dalam ESQ halaman 51, paling tidak seseorang memiliki karakter dan menjadi orang baik, maka seseorang harus paham tentang, materi agama yang dipelajarinya, lalu setelah paham mau melaksanakan latihan, dan membiasakan sampai seseorang  memiliki sifat karakter ahli ibadah.

Dengan latihan-latihan seperti demikan itu, maka akhirnya seseorang akan merasa puas dan lega dapat melaksanakan ibadah puasa ramadhan dengan sempurna sekaligus dapat melatih anak-anak mereka menjadi anak-anak yang menjadi harapan oleh setiap orang diakhir dewasanya.

Salah satu nafsu yang terdapat dalam diri manusia yaitu  nafsu yang mengajak manusia untuk mematuhi perintah tuhan. Dengan berpuasa Ramadhan melatih kita untuk mematuhi perintah Allah.

Share this Post: