Prodi

Jaga Hati Di Bulan Suci

Oleh Hj. Alfu Nikmah, M.Pd

Bulan romadlon merupakan waktunya bulan introspeksi bagi kita semua. Bagaimana kadar ibadah kita kepada Allah, bagaimana kadar kepedulian kita kepada sesama selama ini? Hingga akhirnya kita belajar menjaga hati kita. Merupakan anugerah yang luar biasa yang allah berikan kepada kita bahwa kita diberi bonus yang maha dahsyat untuk menambah pahala kita dibulan suci. Romadlon mencurahkan rahmat yang terus mengalir berlipat-lipat hingga seribu bulan kita bisa dapatkan.

 Introspeksi dibulan suci menjadi momen yang mampu merubah kita menuju pribadi yang baik. Romadlon merupan ujian, tempaan kita melawan hawa nafsu, hal tersebut menjadi momen yang tepat untuk mengendalikan diri kita dengan mengendalikan hati kita, menjaga hati kita.

Dengan Fenomena zaman milineal serba canggih dengan bantuan teknologi yang mutakhir, menjadikan kita mampu melakukan semuanya sendiri, mancari kesenangan sendiri hingga lupa dengan lingkungan social. Hingga kita mandek tidak menjalanann fungsi social kita.  Kemudian egoisme yang melanda dengan dibalut dengan eksistensi   menjadikan kita lupa telah menyakiti orang lain, membuat sedih, hingga timbul amarah. Mari kita merenung, kontemplasi dengan kita sendiri, apa yang sudah kita lakukan selama ini, apa yang belum kita lakukan selama ini, bermanfaatkah atau menghancurkan?? Mari di moment yang mustajabah kita tundukkan kepala kita sebagai makhluk social, sebagaimana firman Allah dalam surat AL-Baqoroh ayat 177, yang artinya;” Bukanlah menghadapkan wajahmu kea rah timur dan barat itu suatu kekebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan . mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang yang bertaqwa” (QS:ALBaqarah:177).

Ayat tersebuat benar-benar menjelaskan kebajikan yang hakiki, merupakan iman yang sejati jika diikuti dengan penghayatan, peduli dengan sesama, dan itulah  amal shaleh yang sesungguhnya.  melihat dampak covid 19 ini mari  kita aplikasikan dengan saling berbagi, dengan senantiasa menjaga Kerendahan hati. Menjaga hati adalah pusat dari tindakan kita yang mana organ kita terpusat pada hati. Segala tindakan yang dilakukan dari organ kita bermuara pada hati kita. Dituturkan Abu Hurairah, bahwa  bahwa Rosulullah Sallallahu’Alaihi Wasallam  bersabda “, Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada jasadmu, dan tidak pula kepada bentukmu, akan tetapi Dia melihat kepada hati kamu, kemudian menunjuk ke dadanya dengan telunjuknya” (H.RMuslim, no 2564). Melihat hadis tersebut, betapa pentingnya menata hati, menjaga hati. Hati yang jernih, mulia membawa kita pada pribadi yang mulia pula baik dari tindakan maupun ucapan. Contoh kecil ucapan yang menyakitkan orang lain akan berujung kepada kehancuran bahkan mala petaka, maka dengan hati yang jernih pasti tidak akan memunculkan perilaku maupun ucapan yang kasar dan menyakitkan. Maka penyakit hati haruslah dicarantine yakni; sombong, ujub, hasad/iri dengki, bakhil dan riya.

Mengunggu detik-detik berakhirnya bulan romadlon ini dengan senatiasa mengharap ridlo Allah melalui malam lailatul qadr yang hanya kita dapatkan di bulan ini mari kita mohon kepada Allah SWT  memberi petunjuk kepada kita, menyembuhkan segala penyakit hati, menyabarkan hati kita, menggugah hati kita peduli kepada sesame. Mari wujudkan cerminan hati kita melalui tindakan yang nyata untuk membantu para terdampak covid 19, semoga segera berlalu, kita semua  diberikan kesehatan, kedamaian dan keamanan negeri kita Amiin…

Share this Post: